Semakin banyak belajar tentang type anak seperti ini, yaaa seperti 'Azzam banget...
Rasanya deg deg an setiap harinya.
Selalu... Gerakan badan, tangan, kaki beriringan. Tak pernah berhenti.
Makanya, anak kinestetik ini banyak diartikan nakal.
Padahal anak kinestetik ini bukanlah anak nakal, mereka hanya butuh banyak gerak untuk meng-eksplor apa yang dia mau dan yang ingin ia sampaikan.
Saya tekankan sekali lagi yaaa... Anak kinestetik bukanlah anak nakal.
Sebutan anak nakal seringkali ditujukan pada anak-anak yang perilakunya dianggap mengganggu temannya. Padahal pada kondisi tersebut, adalah proses atau bagian dari perkembangan emosi anak atau bisa jadi memang karakter dan gaya belajarnya yang membutuhkan banyak bergerak.
'Azzam yang kinestetik ini nyaris tidak pernah mau diam saat belajar sekalipun, sesekali tangannya bergerilya dengan cepat ketika dia menulis atau membaca.
Pernah sampai nyoret buku temennya *ampun dah
'Azzam yang aktif
Semua temen duduk manis mengaji, dianya jalan-jalan *enjoy hingga tanpa terasa belajar mengajinya habis. Nah loooh.... Kelewatan wes, jadi ndak ngaji *ckckckck
'Azzam yang cenderung tak bisa diam
Maunya lari terus, hingga suatu ketika... MakBruk! Nabrak temennya... 'Azzam guling kesana, temennya guling kesini... *ampuuun
'Azzam yang terkadang dianggap nakal *rasanya kok enggan jika saya bilang nakal. Bilangnya pinter saja *Positif Thingking
Suka banget bermain polisi2an dan maling2an, ujung2nya ndak sengaja mukul temen hingga bibirnya... kata 'Azzam seperti sariawan. "... Kan aku ndak sengaja miiiiiiiiikkk... Hanya mainan, aku jadi maling, temenku jadi polisi..." *OMG
'Azzam yang usil
Maunya guyon "nggepuk teman" mungkin maksudnya say hello... Tapi simbol guyonnya menyakitkan. Lah jika nggepuk sakit hare...
Pernah juga sepupunya tiba2 digigit pantatnya. Nangis? Ya iyalah lah wong gigitannya 'Azzam maut. Sepupu nangis kenceng-kenceng, 'Azzam hanya bilang... "Lah aku gemes, pantatnya Noval kaya' bakpau..."
'Azzam yang energinya berlebih
Diam saja, energinya 'Azzam berlebihan. Hingga suka banget bicara sambil tiba2 berteriak. Jika ndak terbiasa, bisa marah2 yang dengernya. Dipikir, anak ini stress kali yaaa teriak-teriak...
'Azzam yang easy going
Enjoy saja ngajak bolos ngaji putra bapak kepala sekolah untuk diajak jalan2 keliling sekolah *jika ini bikin spot jantung. Anak kepala sekolah diajak bolos. Bisa ngebayangin kan? Bisa ditegur diri saya *hmmm
Enjoy bermain dengan kakak R***, kakak kelas 6 yang saat ini sudah SMP. Sekarang ganti topik adik R****, adik kelas 1. Masa bodo main sama siapa yang penting heppy...
'Azzam, yang tingkah polahnya merupakan kejutan secara mendadak menjadi suprprise bagi saya maupun bu gurunya *maaapin yaaa bu, 'Azzam suka bikin repot. Untung bu Rully dan bu Anis sabar *hehehe
Kendala Anak Kinestetik
Namun, karena anak dengan tipe gaya belajar ini kerap tidak bisa diam, biasanya muncul berbagai macam kendala yang sebaiknya perlu dipahami oleh orang tua. Anak dengan gaya belajar kinestetik memiliki kendala yang perlu diketahui oleh orang tua mereka, yaitu :
1. Anak kinestetik cenderung tidak bisa diam dan dianggap mengganggu, usil bahkan kerap dianggap nakal. Seringkali, mereka dapat dianggap mengggangu jika berada dalam lingkungan yang mayoritas anaknya lebih senang diam dan memiliki tipe belajar auditori atau visual.
2. Bila berada di sekolah dengan gaya belajar konvensional, yang menerapkan gaya belajar mengharuskan murid duduk tenang, diam tidak boleh banyak bergerak ketika gurunya menjelaskan, biasanya mereka akan merasa kesulitan belajar atau sulit menangkap informasi yang disampaikan. Hal ini juga terjadi pada 'Azzam. Ketika saya mendampingi belajar dan menyuruh duduk diam, kenyataannya dia cenderung tidak memperhatikan apa yang kita katakan atau kita informasikan.
Ngerjakan PR saja, kadang pakai ngrayu. Kadang langsung puuus bermain sepak bola, bikin pesawat dari kertas. Dan wuuuuushhhhh habis ngerjakan langsung tutup buku, main lagiiiiiiiii ^_^
3. Ketika menghadapi mata pelajaran yang mencakup rumus-rumus atau hal yang abstrak seperti simbol matematika, peta dan sejenisnya, mereka cenderung sulit mempelajarinya. Iyeees 'Azzam bangetlah :D
4. Kemampuan dalam pergerakannya atau kapasitas energinya cukup tinggi sehingga cenderung merasa kesulitan jika harus berkonsentrasi penuh. Oleh karena itu, perlu disalurkan dengan berbagai kegiatan yang melibatkan kegiatan fisik atau aktivitas yang menggunakan jari-jarinya.
Saran untuk Orang Tua Dalam Menghadapi Anak Kinestetik
Setelah mengetahui kendala yang dihadapi anak dengan gaya belajar kinestetik, maka ada 4 cara menyikapi anak dengan tipe gaya belajar kinestetik yang perlu diketahui oleh orang tua, yaitu :
1. Untuk mendukung gaya belajar yang dimiliki anak, sebaiknya orang tua mempercayakan pendidikan anak mereka di sekolah yang menganut sistem active learning, yaitu menerapkan cara belajar yang melibatkan siswanya. Jadi pembelajaran bersifat dua arah. Anak diarahkan untuk tetap aktif sehingga kemampuannya berkembang secara optimal.
Menurut saya, jika anak yang memiliki gaya belajar kinestetik disatukan dengan teman-temannya yang memiliki gaya belajar yang sama. Sehingga kebiasaan mereka yang selalu bergerak, tidak mengganggu siswa lain yang cenderung menginginkan situasi belajar yang tenang dan hening.
Saya salut dengan guru kelas anak saya, bu Rully. Dengan sabar dan tenang, sang guru mengajarkan siswa-siswanya, sedangkan 'Azzam sibuk sendiri berjalan ke sana kemari. Atau bahkan keusilannya merambah ke teman-teman. Hingga... Mas 'Azzaaaaaaaaam... *yang dipanggil enjoy saja *hmmm jika saya gurunya, bikin gregeten
2. Sebelum pergi berangkat ke sekolah, sebaiknya anak-anak diberikan aktivitas fisik untuk mengalihkan kapasitas energinya yang berlebih. Dengan energi yang sudah digunakan di pagi hari, diharapkan sisa energi yang tersimpan untuk kegiatan belajar di sekolah, tidak terlalu besar. Sehingga mereka bisa belajar dengan tenang.
'Azzam saya bebaskan untuk bersepeda sebelum mandi :D
3. Anak dengan tipe belajar kinestetik lebih mudah menyerap informasi melalui pengalaman. Bereksperimen di laboratorium merupakan salah satu cara belajar, bagi mereka agar lebih efektif. Sekolah yang sering menggunakan laboratorium untuk praktek, merupakan media pendukung bagi anak kinestetik.
Atau jika belum ada laboratorium, gurunya bisa menunjukkan dengan gamblang apa yang dimaksud dengan awan, bunga, dll.
Pernah ini bu guru bercerita, jika 'Azzam memang baru bisa ngeh, mudheng jika diajari disaat bu guru menunjukkan bendanya.
Sedangkan untuk belajar di rumah, saya yang kebagian cerita. "Ini embun mas 'Azzam, coba sentuh, basah ya? Itu duri mawar, coba sentuh, sakitkan?" dll. Dan biarkan anak untuk menyentuh embun, duri tersebut. Ingatlah, mereka senang sekali belajar dengan menyentuh, bukan?
4. Untuk mendukung proses belajar di sekolah, sebaiknya orang tua memberi saran kepada guru dan pihak sekolah, agar anak bisa diikutsertakan dalam berbagai aktivitas untuk mengalihkan kelebihan energi anak. Guru bisa mengajak anak untuk membantu membersihkan papan tulis, atau membantu membagikan buku pelajaran untuk teman-temannya.
Jika 'Azzam paling seneng ini nih :D
Dengan mengetahui cara menghadapi anak dengan tipe gaya belajar kinestetik, diharapkan anak dapat belajar dengan lebih maksimal dan mendapatkan hasil sesuai dengan harapan orang tua.
Gaya belajar memang dapat menentukan prestasi belajar anak. Jika diberikan sesuai dengan gaya belajarnya.
Setiap anak memiliki gaya belajar yang berbeda-beda tentunya.
Kenalilah karakter dan gaya belajar anak anda.
'Azzam yang istimewa dengan semua kekurangan dan kelebihannya.
Semoga saya sebagai orangtua bisa selalu sabaaarrr dan selalu mengarahkan menjadi pribadi yang baik.
Teman-teman, sebagai orang tua, kita memang harus terus belajar. Berusaha belajar untuk mengetahui gaya belajar yang tepat bagi anak-anak kita. Dengan mengetahuinya, maka kita pun dapat mengatasi segala kendala yang muncul dan dapat dengan mudah menstimulasi anak-anak sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki.
Belajar terus yuuukkk...
Pengalaman saya dan putra saya 'Azzam (7 tahun) dan dari berbagai sumber
#CatatanBIA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar